I. PENDAHULUAN
Makna pendidikan secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Dengan demikian, bagaimanapun sederhananya peradaban suatu masyarakat pasti terjadi di dalamnya proses pendidikan. Karena itu sering dinyatakan pendidikan telah ada sepanjang peradaban umat manusia. Pendidikan pada hakekatnya merupakan usaha manusia melestarikan hidupnya.[1]
Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan suatu kelompok manusia tidak dapat hidup berkembang sesuai dengan cita-cita untuk maju, sejahtera dan bahagia. Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia, baik dalam lingkungan keluarga yaitu orang tua sebagai pendidik di dalam keluarga dan guru di lingkungan sekolah.
Pendidikan bagi bangsa yang sedang berkembang seperti Indonesia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dikembangkan sejalan dengan tuntutan pembangunan. Oleh karena itu pelaksanaan pendidikan tidak mungkin lepas dari faktor psikologis manusia, di samping faktor lingkungan sekitar. Pendidikan sebagai salah satu faktor yang paling penting dalam pembangunan nasional merupakan andalan utama untuk berfungsi semaksimal mungkin dalam upaya meningkatkan kualitas hidup manusia di Indonesia.
Jenis lembaga pendidikan ada tiga yaitu lembaga pendidikan keluarga, lembaga pendidikan sekolah, dan lembaga pendidikan masyarakat. Lembaga pendidikan keluarga, lembaga pendidikan sekolah dan masyarakat saling berhubungan satu sama lainnya. Sebagai lingkungan pendidikan yang pertama keluarga sangat penting dalam membentuk pola kepribadian anak. Karena dalam keluarga anak pertama kali berkenalan dengan nilai dan norma agama sejak kelahirannya. Kemudian dilanjutkan dan diikembangkan dengan berbagai materi pendidikan berupa ilmu dan keterampilan yang dilakukan oleh sekolah. Orang tua anak akan menilai dan mengawasi hasil pendidikan di sekolah dalm kehidupan sehari-hari. Pendidikan di lingkungan masyarakat ikut berperan serta dalam mengontrol, menyalurkan dan membina serta meningkatkan produk keluaran lembaga pendidikan.
Pengaruh serta timbal balik pendidikan di sekolah, keluarga, dan masyarakat sangatlah penting karena itu sangat menentukan kejiwaan serta tingkah laku anak didik dalam kehidupan sosial masyarakat. Terkait dengan persoalan tersebut, maka kami akan membahas makalah kami yang berjudul “ Pengaruh Timbal Balik Lembaga Pendidikan”.
II. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pemaparan di atas dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan lembaga pendidikan?
2. Sejauh mana lingkungan keluarga mempengaruhi pendidikan di lingkungan sekolah?
3. Sejauh mana lingkungan masyarakat mempengaruhi pendidikan di lingkungan sekolah?
4. Sejauh mana pendidikan di sekolah mempengaruhi anak di lingkungan keluarga?
5. Sejauh mana pendidikan di sekolah mempengaruhi anak di lingkungan masyarakat?
III. PEMBAHASAN
A. Lembaga Pendidikan
Lembaga pendidikan adalah suatu tempat yang di dalamnya terdapat proses pendidikan. Pada dasarnya lembaga pendidikan meliputi lembaga pendidikan keluarga, lembaga pendidikan sekolah dan lembaga pendidikan masyarakat.
1. Lembaga Pendidikan Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama bagi anak, di lingkungan keluarga pertama-tama anak mendapatkan pengaruh dari orang tua. Karena itu keluarga merupakan lembaga tertua, yang bersifat informal dan kodrati. Lembaga pendidikan keluarga tidak memiliki program yang resmi seperti lembaga pendidikan sekolah karena di dalam keluarga anak mendapatkan pendidikan secara alami.
Tugas keluarga adalah meletakkan dasar-dasar bagi perkembangan anak berikutnya, agar anak dapat berkembang secara baik. Keluarga sebagai lingkungan pendidikan yang pertama sangat penting dalam membentuk pola kepribadian anak. Karena di dalam keluarga, anak pertama kali dikenalkan dengan nilai dan norma. Keluarga adalah lembaga pendidikan yang bersifat kodrati, karena antara orang tua sebagai pendidik dan anak sebagai terdidik terdapat hubungan darah.
2. Lembaga Pendidikan Sekolah
Pendidikan formal adalah pendidikan yang diselenggarakan melalui prasarana terlembaga seperti sekolah, akademi, universitas. Pendidikan ini di laksanakan berurut dalam jangka waktu yang lama dan berjenjang. Keberhasilan dalam menjalani pendidikan ini pada tahap-tahap tertentu biasanya dilambangkan dengan pemberian ijazah.[2]
Salah satu lembaga formal adalah lembaga pendidikan sekolah. Lembaga pendidikan sekolah terbentuk karena adanya perkembangan ilmu dan teknologi dan terbatasnya orang tua dalam mendidik anak. Mendidik anak tidak hanya di lakukan oleh keluarga tetapi lembaga pendidikan sekolah ikut berperan serta dalam mendidik masyarakat. Lembaga sekolah ini meneruskan pembinaan yang telah diletakkan dasar-dasarnya dalam lingkungan keluarga. Sekolah menerima tanggung jawab pendidikan berdasarkan kepercayaan dari orang tua. Tugas sekolah sangat penting dalam menyiapkan anak-anak untuk kehidupan masyarakat. Pembangunan tidak mungkin berhasil dengan baik tanpa didukung oleh tersedianya SDM yang berkualitas hasil dari didikan lembaga sekolah.
3. Lembaga Pendidikan Masyarakat
Masyarakat adalah salah satu lembaga pendidikan formal. Lembaga pendidikan nonformal adalah pendidikan yang diselenggarakan di luar jalur formal. Pendidikan nonformal pada umumnya merupakan pendidikan keterampilan yang mempersiapkan peserta didik agar memiliki kemampuan menyelenggarakan pekerjaan tertentu yang dibutuhkan dalam bidang produksi dan jasa, serta meningkatkan mutu kehidupan peserta sendiri.[3]
Masyarakat adalah salah satu lingkungan pendidikan yang besar pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi seseorang. Pandangan hidup, cita-cita bangsa, sosial budaya, dan perkembangan ilmu pengetahuan akan mewarnai keadaan masyarakat tersebut. Masyarakat mempunyai peranan penting dalam mencapai tujuan pendidikan nasional yaitu ikut serta membantu menyelenggarakan pendidikan (dengan membuka lembaga pendidikan swasta), menyediakan lapangan kerja, menyediakan sarana dan prasarana, dan membantu pengembangan profesi baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
Dalam sistem pendidikan nasional masyarakat ini disebut “Pendidikan Kemasyarakatan”. Pendidikan kemasyarakatan adalah usaha sadar yang memberikan perkembangan sosial, kultural keagamaan, kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, keterampilan, keahlian (profesi), yang dapat dimanfaatkan oleh rakyat Indonesia untuk mengembangkan dirinya dan membangun masyarakat.
B. Pengaruh Keluarga Terhadap Sekolah
Ada hubungan yang erat antara keluarga dan sekolah. pendidikan dalam keluarga merupakan dasar pada pendidikan di sekolah. Lingkungan keluarga dan faktor-faktor luar sekolah secara luas berpengaruh terhadap siswa. Siswa-siswa hidup di kelas pada waktu sekolah relatif singkat, sebagian besar waktunya dipergunakan siswa dengan tinggal di rumah. Keluarga telah mengajarkan anak berbahasa, kemampuan untuk belajar dari orang dewasa, meningkatkan kualitas dan kebutuhan prestasi, kebiasaan bekerja dan perhatian terhadap tugas-tugas yang merupakan dasar terhadap pelajaran di sekolah. kecakapan dan kebiasaan di rumah merupakan dasar bagi proses belajar anak di sekolah.
Suasana keluarga yang bahagia akan mempengaruhi masa depan anak baik di sekolah maupun di masyarakat, dalam lingkungan pekerjaan maupun dalam lingkungan keluarga kelak. Pada intinya suasana dalam keluarga dapat mempengaruhi kehidupan anak di sekolah. Sebuah keluarga yang baik harus menciptakan rasa aman dan nyaman ketika anak berada di rumah. Orang tua harus memberikan perhatian dan kasih sayang kepada anak. Karena kasih sayang dari orang tua berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa di sekolah. Dengan seperti itu anak akan termotivasi karena apabila nilainya tinggi tentu akan di sayang orang tua dan keinginannya akan di penuhi.
Jumlah anggota keluarga dan fasilitas yang lengkap juga akan berpengaruh terhadap perkembangan belajar anak. Keluarga yang jumlahnya banyak, otomatis orang tua akan sulit memberikan kasih sayang yang adil kepada anaknya dan fasilitas belajar anak pun sulit dipenuhi. Kekerasan dalam anggota keluarga juga akan mempengaruhi prestasi belajar anak di sekolah. Anak yang selalu mendapat tekanan dari anggota keluarga akan sulit berfikir dan takut-takut dalam bersosialisasi dengan teman-temannya. Terkadang anak yang mengalami kasus seperti ini suka berbuat kekerasan dan keributan dengan teman-temannya. Jadi orang tua harus bersama-sama menciptakan hubungan keluarga yang harmonis agar berdampak positif pada perkembangan belajar anak di sekolah.
C. Pengaruh Masyarakat Terhadap Sekolah
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang tinggal di suatu tempat yang mempunyai tujuan dan aturan yang sudah disepakati bersama. Masyarakat selalu tumbuh dan berkembang dan memiliki identitas atau karakteristik tersendiri sesuai dengan sosial budaya dan latar belakang sosial ekonominya. Identitas dan perkembangan masyarakat tersebut sedikit banyak akan berpengaruh terhadap sekolah. Pengaruh tersebut baik dalam orientasi dan tujuan pendidikan maupun proses pendidikan itu sendiri. Sekolah merupakan lembaga masyarakat karena sekolah berada di tengah-tengah masyarakat. Kurikulum selalu mengalami perubahan karena keadaan masyarakat selalu mengalami perkembangan dan perubahan. Penyelenggaraan pendidikan di sekolah-sekolah tergantung pada kualitas dan kuantitas komponen manusia, fasilitas, dana, dan sarana pendidikan.
Pengaruh masyarakat terhadap sekolah antara lain sebagai berikut,
a. Perubahan tujuan dan wawasan pendidikan
Sekolah adalah lembaga yang ada dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat. Tiap identitas dan dinamika masyarakat/bangasa akan berbeda satu sama lain. Identitas dan dinamika masyarakat mempengaruhi program, proses, kurikulum dan kegiatan sekolah. Maka berbagai perubahan sering terjadi pada lembaga sekolah baik wawasan, tujuan, dan lain-lain. Akibatnya adanya dinamika masyarakat dan identitas masyarakat tertentu pada waktu tertentu. Konsekuensinya adalah adanya perubahan antara lain kurikulum pada pendidikan, program, proses dan lain-lain.
b. Perubahan pelaksanaan/ proses pendidikan
Adanya perubahan wawasan, tujuan, yang mengakibatkan perubahan kurikulum akan berakibat perubahan proses pendidikan/ pelaksanaan pendidikan menyangkut tuntutan kemampuan profesional guru, alat/media, metode/pendekatan, strategis, dan lain-lain.
c. Sebagai sumber belajar
d. Sebagai pemberi dana dan fasilitas lainnya
e. Sebagai laboratorium guna pengembangan dan penelitian sekolah
D. Pengaruh Sekolah Terhadap Keluarga
Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional ke arah alam dan sesama manusia. Pendidikan memberi kita perbekalan yang tidak ada pada masa kanak-kanak, akan tetapi kita akan membutuhkannya ketika kita dewasa nanti. Pendidikan yang diberikan kepada siswa di sekolah tentu akan berpengaruh terhadap perkembangan anak di dalam keluarga dan di lingkungan masyarakat.
Sekolah berperan dalam mencerdaskan kehidupan masyarakat dan membawa bibit pembaharuan bagi perkembangan masyarakat. Setelah anak mendapatkan pengetahuan di sekolah dan terbekali dengan berbagai keterampilan. Dia akan siap menghadapi tantangan di masyarakat. Anak yang sukses tentu akan membawa kesejahteraan dalam keluarganya. Setelah anak sukses dan mendapatkan pekerjaan tentunya akan berpengaruh terhadap peningkatan ekonomi keluarga dan pandangan di mata masyarakat. Jadi sekolah berpengaruh terhadap peningkatan derajat keluarga di mata masyarakat. Selain itu pendidikan yang diberikan di sekolah juga akan berpengaruh terhadap pendidikan moral anak dan akhlak anak di rumah.
E. Pengaruh Sekolah Terhadap Masyarakat
Masyarakat merupakan kesatuan hidup yang berinteraksi menurut satu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinue dan terkait oleh identitas bersama. Dalam artian masyarakat adalah satu kesatuan sosial, yang mempunyai ikatan-ikatan kasih sayang yang erat.[4] Masyarakat adalah sekelompok manusia yang tinggal di suatu tempat, mempunyai tujuan tertentu, mempunyai aturan yang mereka sepakati bersama.
Sekolah sebagai masyarakat kecil dan bagian dari masyarakat, harus membina hubungan baik dengan masyarakat. Ikut berpartisipasi dengan masyarakat merupakan hubungan erat antara sekolah dengan masyarakat. Hubungan antara sekolah dan masyarakat dapat di lihat dari dua segi yaitu:
1. Sekolah sebagai patner dari masyarakat di dalam melakukan fungsi pendidikan. Baik sekolah maupun masyarakat merupakan pusat pendidikan yang potensial, hubungan fungsional keduanya adalah (1)fungsi pendidikan di sekolah sedikit banyak dipengaruhi oleh corak pengalaman seseorang di masyarakat, dan(2)fungsi pendidikan di sekolah juga dipengaruhi oleh pendayagunaan sumber-sumber belajar yang ada di lingkungan belajar guna menunjang proses belajar seseorang.
2. Sekolah sebagai produsen yang melayani pesanan-pesanan pendidikan di masyarakat lingkungannya. Hubungan sekolah dan masyarakat memiliki hubungan rasional berdasarkan kebutuhan. Adapun gambaran hubungan rasional diantara keduanya antara lain:
a. Sekolah sebagai lembaga layanan terhadap kebutuhan pendidikan dimasyarakat yang membawa konsekuensi-konsekuensi dan konseptual serta teknis yang bersesuaian antar fungsi pendidikan yang diperankan sekolah dengan yang dibutuhkan masyarakat. Untuk menjalankan tujuan pendidikan yang rasional dan ideal, maka sekolah memerlukan mekanisme informasi timbal balik yang rasional, objektif dan realitas dengan masyarakat.
b. Sasaran pendidikan yang ditangani lembaga persekolahan ditentukan kejelasan formulasi kontrak antara sekolah dengan masyarakat. Diperlukan pendekatan komprehensif di dalam pengembangan program dan kurikulum untuk masing-masing jenis dan jenjang persekolahan.
c. Pelaksanaan fungsi sekolah dalam melayani masyarakat yang dipengaruhi oleh ikatan-ikatan objektif diantara keduanya. Ikatan objektif tersebut berupa perhatian, penghargaan dan lapangan-lapangan tertentu seperti dana, fasilitas dan jaminan-jaminan objektif lainnya.
Sekolah merupakan salah satu lembaga masyarakat karena di dalamnya terdapat reaksi dan interaksi antar warganya, warga tersebut adalah kepala sekolah, guru, murid, tenaga administrasi sekolah serta petugas sekolah lainnya seperti dokter sekolah, penjaga sekolah, penjaga kantin dan lain-lain.
Dalam mengemban fungsi sekolah sebagai lembaga pengembangan masyarakat, guru mempunyai peranan cukup penting selain sebagai pengajar di sekolah, ia juga sebagai pemimpin masyarakat baik masyarakat luar sekolah maupun masyarakat sekolah. Fakta menunjukkan bahwa tidak sedikit tenaga guru yang memangku jabatan masyarakat misalnya, pengurus LKMD (Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa), KUD (Koperasi Unit Desa), PKK, Karang Taruna, sebagai tutor Kejar Paket A, Kejar Usaha dan lain-lain. Pengaruh sekolah terhadap masyarakat pada dasarnya tergantung pada kuantitas dan kualitas keluaran atau produk sekolah tersebut dan seberapa jauh masyarakat dapat menikmati keluaran/produk sekolah.[5]
Semakin luas sebaran produk sekolah di tengah-tengah masyarakat , apalagi bila diikuti dengan tingkatan kualitas yang memadai, maka produk tersebut membawa pengaruh positif dan berarti perkembangan masyarakat. Itulah gambaran umum tentang pengaruh sekolah terhadap masyarakat.
Berikut ini akan dikemukakan empat macam pengaruh yang bisa diperankan oleh sekolah terhadap perkembangan masyarakat.
1. Mencerdaskan kehidupan bangsa
Kecerdasan masyarakat dapat dikembangkan melalui pendidikan baik formal maupun non formal bahkan informal. Sekolah merupakan pelaksana pendidikan formal paling tepat karena programnya labih ideal dibandingkan lembaga pendidikan yang lain. Tingkat kecerdasan masyarakat menentukan bisa tidaknya seseorang dalam menghadapi tantangan atau permasalahan hidup yang di hadapi baik masalah pribadi maupun masalah masyarakat banyak.
2. Membawa bibit pembaharuan bagi perkembangan masyarakat
Program pendidikan di sekolah juga mengupayakan terjadinya transformasi pengetahuan, pemikiran, dan adanya inovasi bagi perkembangan masyarakat luas. Kualitas hidup masyarakat meningkat bila mereka tidak statis melainkan dinamis dengan melakukan pembaharuan, penemuan-penemuan baru baik ilmu pengetahuan maupun teknologi. Penemuan dapat terjadi di masyarakat dan dapat juga di sekolah. Namun sudah menjadi tugas dan kewajiban sekolah untuk menyebarluaskan hasil penemuan dan pembaharuan tersebut.[6]
3. Menciptakan warga masyarakat yang siap dan terbekali bagi kepentingan kerja di lingkungan masyarakat
Untuk terjun di lapangan kerja diperlukan bekal yang matang, pengetahuan, sikap dan keterampilan. Sekolah tidak terlepas dari tugas pembekalan tersebut. Hal ini tercermin dalam isi kurikulum pada masing-masing lembaga pendidikan (sekolah). Berfungsinya lembaga pendidikan formal di dalam memberikan bekal pengetahuan, keterampilan dan sikap yang relevan bagi dunia kerja, hal tersebut secara langsung membawa pengaruh terhadap lapangan kerja di masyarakat.
4. Melahirkan sikap positif dan konstruktif bagi warga masyarakat, sehingga tercipta integrasi sosial yang harmonis ditengah-tengah masyarakat
Sikap positif dan konstruktif sangat didambakan oleh masyarakat, dan sekolah telah membekali murid-muridnya sejak pendidikan dasar sampai perguruan tinggi lewat pendidikan agama, pendidikan moral Pancasila, maupun bidang studi lain. Kesadaran hidup bernegara, kesatuan dan persatuan bangsa, serta loyalitas warga terhadap nusa dan bangsanya secara tertahap ditanamkan pada hati sanubari murid-murid sehingga sikap positif dan konstruktif bagi masyarakat dapat terwujud.
Kualitas persatuan dan kesatuan bangsa/negara, loyalitas warga negara terhadap misi bangsa dan negara, sedikit banyak diwarnai oleh pendidikan di sekolah. Bagi bangsa Indonesia, nilai-nilai Pancasila dan wawasan nusantara selama ini senantiasa di kembangkan di sekolah.
IV. ANALISA
Telah kita ketahui bersama bahwa antara keluarga, sekolah, dan masyarakat terdapat keterkaitan. Keluarga merupakan awal dari pembentukan pribadi anak disinilah anak ditanamkan nilai-nilai moral dan norma agama, kemudian tugas pengembangan bakat dan tambahan ilmu pengetahuan anak dilanjutkan oleh lembaga pendidikan formal seperti sekolah, sekolah tinggi, universitas dan akademi. Namun orang tua tetap mengawasi perkembangan anak dan dalam lingkungan masyarakat juga turut serta dalam mengawasi, mengontrol dan mengembangkan sikap dan keterampilan yang dimilikinya.
Faktanya, kebanyakan orang tua hanya memberikan tugas penanaman moral, pengetahuan, dan keterampilan hanya pada lembaga pendidikan sekolah. Setelah memasukkan anaknya di suatu lembaga pendidikan mereka tidak mengontrol perkembangan anak mereka. Akibatnya anak menjadi liar, salah pergaulan dan acuh terhadap nasehat orang tua. Tentu saja hal ini membuat para orang tua menyalahkan sistem pendidikan suatu sekolah yang telah mereka berikan kepercayaan untuk mendidik anak mereka. Padahal tugas mendidik anak bukan hanya di lakukan oleh sekolah saja, orang tua harus juga turut serta dalam mengontrol perkembangan anak mereka.
Masyarakat pun tak jarang diresahkan oleh perbuatan anak yang merugikan masyarakat banyak seperti sekelompok anak yang melakukan perkelahian hingga merusak sebagian rumah masyarakat bahkan bangunan-bangunan pemerintahan. Tentu saja hal itu juga membuat masyarakat beranggapan bahwa lembaga pendidikan tidak serius dalam mendidik anak mereka. Hal itulah yang sering terjadi di saat ini, kerjasama antara orang tua, sekolah dan masyarakat belum berjalan dengan baik.
Keuntungan akan diperolah dari ketiga belah pihak apabila kerjasama sudah dilakukan dengan baik. Seperti adanya seorang anak yang berbakat dan orang tuanya telah mengarahkan dan memantau perkembangan anaknya. Kemudian mereka menyerahkan tugas selanjutnya kepada lembaga pendidikan sekolah untuk mengajarkan ilmu pengetahuan yang berguna untuk anak itu sendiri di kehidupan masyarakat kelak. Setelah anak tersebut beranjak dewasa dan mulai terjun di masyarakat tentulah banyak manfaaat yang dia berikan bagi masyarakat. Seperti seorang anak yang kelak menjadi guru, dokter, insinyur dan lain sebagainya yang bisa memberikan sumbangan kehidupan yang lebih sejahtera di masa yang akan datang.
Untuk itu mari kita bersama-sama sama membangun kualitas manusia di negara kita guna memajukan negara kita dengan mengajarkan agama, pengetahuan, sikap toleransi, dan cinta tanah air. Perkembangan anak juga rutin dipantau dan diarahkan agar mereka tidak salah dalam bertindak dan merugikan masyarakat banyak. Kerjasama yang baik antara keluarga, sekolah dan masyarakat sangat menentukan kehidupan yang lebih baik lagi.
V. KESIMPULAN
1. Lembaga pendidikan ada tiga yaitu lembaga pendidikan keluarga, lembaga pendidikan sekolah dan lembaga pendidikan masyarakat. Ketiga lembaga tersebut bekerja sama dalam menciptakan SDM yang berkualitas guna terciptanya suatu negara yang lebih baik lagi.
2. Partisipasi keluarga sangat berperan penting dalam prestasi belajar anak di sekolah. anak yang selalu mendapat dorongan dan motivasi dari orang tua akan mendapatkan prestasi belajar yang lebih baik di bandingkan anak yang kurang pengawasan dari orang tua.
3. Antara sekolah dan masyarakat terdapat hubungan yaitu sekolah berfungsi sebagai patner dari masyarakat di dalam melakukan fungsi pendidikan dan sekolah juga berfungsi sebagai produsen yang melayani pesanan-pesanan pendidikan dari masyarakat untuk lingkungan.
4. Wawasan dan pengetahuan seorang anak yang di dapat dari sekolah berpengaruh pada tingkat kesejahteraan keluarga. Seorang anak akan mengejar kesuksesan demi kebahagiaan keluarganya.
5. Sekolah juga berpengaruh terhadap perkembangan masyarakat. Karena sekolah berfungsi dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, membawa bibit pembaharuan bagi perkembangan masyarakat, dan menciptakan warga masyarakat yang siap dan terbekali bagi kepentingan kerja di lingkungan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Ihsan, Fuad, Dasar-Dasar Kependidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 1997.
Jannah, Fathul, Modul Dasar-Dasar Kependidikan, STAIN Samarinda (dalam Munandar Soelaeman), Ilmu Sosial Dasar teori dan Konsep Ilmu Sosial, Bandung: Eresco, 1989.
R. Semiawan, Conny, Penerapan Pembelajaran Pada Anak, Jakarta: Indeks, 2009.
Tim Dosen FIP-IKIP Malang, Pengantar Dasar-Dasar Kependidikan, Surabaya: Usaha Nasional, 1987.
0 comments
Post a Comment