Pendidikan mempunyai arti penting bagi kehidupan manusia. Pendidikan diakui sebagai kekuatan yang dapat mendorong manusia mencapai kemajuan peradaban. Selain itu pendidikan memberikan bekal kepada manusia untuk menyongsong hari esok yang lebih cerah dan lebih manusiawi.
Persoalan pendidikan memang masalah yang sangat penting dan aktual sepanjang masa, karena hanya dengan pendidikan manusia akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam kapabilitas mengelola alam yang dikaruniakan Allah kepada makhluk-Nya. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan sangat besar kontribusinya dalam pembinaan moral, kesejahteraan dan kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu, untuk mengukur kemajuan suatu umat atau bangsa dapat dilihat seberapa jauh tingkat pendidikannya.
Islam diturunkan sebagai rahmatan lil ‘alamin. Untuk mengenalkan Islam ini diutus Rasulullah SAW. Tujuan utamanya adalah memperbaiki manusia untuk kembali kepada Allah SWT. Oleh karena itu selam kurang lebih 23 tahun Rasulullah SAW membina dan memperbaiki manusia melalui pendidikan. Pendidikanlah yang mengantarkan manusia pada derajat yang tinggi, yaitu orang-orang yang berilmu. Ilmu yang dipandu dengan keimanan inilah yang mampu melanjutkan warisan berharga berupa ketaqwaan kepada Allah SWT.
Manusia mendapat kehormatan menjadi khalifah di muka bumi untuk mengolah alam beserta isinya. Hanya dengan ilmu dan iman sajalah tugas kekhalifahan dapat ditunaikan menjadi keberkahan dan manfaat bagi alam dan seluruh makhluk-Nya. Tanpa iman akal akan berjalan sendirian sehingga akan muncul kerusakan di muka bumi dan itu akan membahayakan manusia. Demikian pula sebaliknya iman tanpa didasari dengan ilmu akan mudah terpedaya dan tidak mengerti bagaimana mengolahnya menjadi keberkahan dan manfaat bagi alam dan seisinya.
Menilik penjelasan diatas, maka kami merasa perlu adanya pembahasan yang lebih mendalam mengenai pengertian, ruang lingkup, objek dan urgensi serta fungsi pendidikan islam, maka kami memutuskan untuk menyusun makalah ini guna memperdalam dan menambah wawasan pengetahuan kami.
B. Rumusan Masalah
Ada beberapa permasalahan yang muncul yang dirasa perlu untuk dipaparakan dalam makalah ini:
1. Apa Pengertian Pendidikan Islam ?
2. Ruang Lingkup Pendidikan Islam ?
3. Objek Pendidikan Islam ?
4. Urgensi Pendidikan Islam ?
5. Fungsi Pendidikan Islam ?
BAB II : Pembahasan
A. Pengertian Pendidikan Islam
Kata “Pendidikan” yang umum kita gunakan sekarang , dalam bahasa arabnya adalah “Tarbiyah”, dengan kata kerja “Rabba”. Kata “Pengajaran”dalam bahasa arabnya adalah “ta’lim” dengan kata kerjanya adalah “Allama”. Pendidikan dan pengajaran dalam bahasa arabnya “Tarbiyah wa ta’lim”. Sedangkan pendidikan islam dalam bahasa arabnya adalah ”Tarbiyah Islamiyah”[1]
Pendidikan sebagai usaha membina dan mengembangkan pribadi manusia, baik aspek kerohanian dan jasmani yang berlangsung secara bertahap. Oleh karena itu, suatu kematangan yang bertitik akhir pada optimalisasi perkembangan atau pertumbuhan, baru dapat tercapai apabila pendidikan berlangsung melalui proses demi proses kearah tujuan perkembangan atau pertumbuhan.[2]
Ajaran islam tidak memisahkan antara iman dan amal saleh. Oleh karena itu, pendidikan islam adalah sekaligus pendidikan iman dan pendidikan amal. Karena ajaran islam berisi ajaran tentang sikap dan tingkah laku pribadi masyarakat.
Ciri dari pendidikan islam adalah peubahan sikap dan tingkah laku sesuai dengan petunjuk ajaran islam. Untuk itu perlu adanya usaha, kegiatan, cara, alat dan lingkungan hidup yang menunjang keberhasilan. Dengan demikian, secara umum Pendidikan Islam itu adalah pembentuk kepribadian.
Ada beberapa pendapat mengenai definisi pendidikan agama islam. Prof. Dr. Omar Mohammad At-Toumy Asy-Syaibani mendefinisikan pendidikan islam adalah proses mengubah tingkah laku individu pada kehidupan pribadi, masyarakat dan alam sekitarnya, dengan cara pengajaran sebagai suatu aktifitas asasi dan sebagai profesi di antara profesi-profesi asasi dalam masyarakat.[3]
Suatu proses yang diinginkan dalam usaha kependidikan adalah proses yang terarah dan bertujuan, yaitu mengarahkan anak didik kepada titik optimal kemampuannya. Sedangkan tujuan yang hendak dicapai adalah terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia individual dan sosial serta sebagai hamba Tuhan yang mengabdikan diri kepada-Nya.
Dr. Muhammad SA Ibrahim dari Bangladesh, beliau mengemukakan bahwa pendidikan islam adalah Islamic education in true sense of the term, is a system of education which enables a man to lead his life according to the Islamic ideology, so that he may easily mould his life in accordance with tenetn of Islam.[4]
Pendidikan Islam dalam pandangan yang sebenarnya adalah suatu system pendidikan yang memungkinkan seseorang dapat mengarahkan kehidupannya sesuai dengan cita-cita islam, sehingga dengan mudah ia dapat membentuk hidupnya sesuai dengan ajaran islam.
Namun dapat dipahami bahwa pendidikan Islam merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh seorang pendidik terhadap anak didiknya dengan tujuan membimbing ke arah yang lebih sempurna yakni dengan menggunakan alat belajar dan berlangsung pada tempat tertentu sesuai dengan ajaran Islam.
B. Objek Pendidikan Islam
Pendidikan Islam Mengidentifikasi sasaran pada tiga pengembangan fungsi manusia yang mana hal itu sejalan dengan misi agama Islam yang bertujuan memberikan rahmat bagi sekalian makhluk di alam ini :[5]
1. Menyadarkan manusia sebagai makhluk individu, yaitu makhluk yang hidup ditengah-tengah makhluk lain, manusia harus bisa memerankan fungsi dan tanggung jawabnya, manusia akan mampu berperan sebagai makhluk Allah yang paling utama diantara makhluk lainnya dan memfungsikan sbegai khalifah dimuka bumi ini.
2. Menyadarkan manusia sebagai makhluk sosial. Sebagi makhluk sosial manusia harus mengadakan interaksi dengan sesamanya dalam kehidupan bermasyarakat. Itulah sebabnya Islam mengajarkan tentang persamaan, persaudaraan, gotong royong dan bermusyawarahsebagai upaya membentuk masyarakat menjadi persekutuan hidup yang utuh.
3. Menyadarkan manusia sbegai hamba Allah SWT. Manusia sebagai makhluk berketuhanan, sikap dan watak religiusitasnya perlu dikembangkan sedemikian rupa sehingga mampu menjiwai dan mewarnai kehidupannya. Dalam fitrah manusia telah diberi kememampuan beragama.
Dengan kesadaran demikian, manusia sebagai khalifah di muka bumi dan yang terbaik di antara makhluk lainnya akan mendorong untuk melakukan pengelolaan serta mendayagunakan ciptaan Allah untuk kesejahteraan hidup bersama dengan yang lainnya.
C. Ruang Lingkup Pendidikan Islam
Ilmu pendidikan Islam adalah model pendidikan yang merujuk pada nilai-nilai ajaran-ajaran Islam, yang menjadikan Al-qur’an dan As-sunnah sebagai sumber utamanya. Ruang lingkup pendidikan Islam ini, yaitu :[6]
1. Para pendidik
2. Para murid atau peserta didik
3. Materi pendidikan
4. Perbuatan mendidik
5. Metode pendidikan
6. Evaluasi pendidikan
7. Tujuan pendidikan
8. Alat-alat pendidikan
9. Lingkungan pendidikan
1. Pendidik dan perbuatan mendidik
Para pendidik adalah guru, ustadz, ulama, ayah, Ibu serta siapa saja yang memfungsikan dirinya untuk mendidik. Sedangkan perbuatan mendidik artinya adalah : perbuatan memberikan teladan, perbuatan memberi pmahaman dan perbuatan mengarahkan dan menuntun kearah yang dijadikan tujuan dalam pendidikan Islam. Perbuatan mendidik adalah seluruh kegiatan, tindakan atau perbuatan serta sikap yang dilakukan pendidik sewaktu menghadapi atau mengasuh anak didik.[7]
2. Anak didik dan materi pendidikan Islam(maddatut tarbiyah)
Anak didik adalah objek para pendidik dalam melaksanakan tindakan yang bersifat mendidik. Sedangkan materi pendidikan islam yaitu bahan-bahan atau pengalaman-pengalaman belajar ilmu agama islam yang disusun sedemikian rupa untuk disajikan atau disampaikan kepada anak didik
3. Metode pendidkkan Islam (Tariqatut tarbiyah)
Yaitu strategi yang relevan yang dilakukan pendidik untuk menyampaikan materi pendidikan Islam kepada anak didik. Metode berfungsi mengolah menyusun, dan menyajikan materi dalam pendidikan islam agar materi pendidikan islam tersebut dapat dengan mudah diterima dan dimiliki oleh anak didik.[8]
4. Evaluasi Pendidikan
Yaitu suatu sistem penilaian yang diterapkan pada anak didik, untuk mengetahui keberhasilan pendidikan yang dilaksanakan.
Sasaran evaluasi pendidikan Islam secara garis besar meliputi:[9]
a) Sikap dan pengalaman pribadinya, hubungan dengan Tuhan
b) Sikap dan pengalaman dirinya, hubungannya dengan masyarakat
c) Sikap dan pengalaman kehidupannya, hubungannya dengan alam sekitar
d) Sikap dan pengalaman terhadap dirinya sendiri selaku hamba Allah dan selaku anggota masyarakat, serta selaku khalifah di muka bumi
5. Alat-alat pendidikan
Alat-alat pendidikan yaitu semua alat yang digunakan selama melaksanakan pendidikan Islam agar tujuan pendidikan Islam tercapai.
6. Lingkungan Pendidikan
Yang dimaksud dengan lingkungan pendidikan Islam di sini ialah keadaan-keadaan yang ikut berpengaruh dalam pelaksanaan serta hasil pendidikan Islam. Lingkungan pendidikan sangat besar pengaruhnya dalam membentuk kepribadian anak didik, olehnya itu hendaklah diupayakan agar lingkungan belajar senantiasa tercipta sehingga mendorong anak didik untuk lebih giat belajar.[10]
D. Urgensi Pendidikan Islam
Dalam proses untuk mencapai dan meningkatkan kesejahteraan hidup, maka setiap orang/individu diperintahkan untuk belajar secara terus menerus sepanjang hidupnya, dan hal itu merupakan konsekuensi logis ditetapkannya manusia sebagai khalifah dimuka bumi ini.
Pendidikan merupakan bagian dari tugas kekhalifaan manusia. Oleh karena itu, kegiatan pendidikan harus dilaksanakan secara konsisten dan penuh tanggung jawab. Dalam hal ini Islam memberikan pandangan bahwa konsep-konsep yang mendasar tentang pendidikan dan tanggung jawab umat muslim untuk menjabarkan dan mengaplikasikannya ke dalam praktek pendidikan.
Pendidikan Islam merupakan keharusan mutlak untuk dilaksanakan secara konsisten dengan penuh rasa tanggung jawab, guna mencapai kesejahteraan hidup sebagai wujud peribadatan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. ayat yang pertama kali diturunkan oleh Allah SWT adalah berkaitan tentang urgensi pendidikan, yakni iqra’, perintah membaca.Hasil usaha belajar membaca ayat-ayat qur’aniyah, dapat menghasilkan ilmu agama seperti fikih, tauhid, akhlak dsb. Sedangkan hasil dengan usaha membaca ayat-ayat kawniyah, dapat menghasilkan sains seperti fisika, biologi, kimia, astronomi dan semacamnya. Intinya ilmu yang bersumber dari ayat-ayat qur’aniyah dan kawniyah, harus diperoleh melalui proses belajar membaca.
Allah SWT memberi pendengaran, penglihatan dan hati kepada manusia, agar dipergunakan untuk merenung, memikirkan, dan memperhatikan apa-apa yang ada disekitarnya. Kesemuanya ini, merupakan motivasi bagi segenap umat manusia untuk mencari ilmu pengetahuan melalui jalur pendidikan, dan sekaligus merupakan kewajiban bagi setiap muslim, sejak kecilnya sampai berusia lanjut.
Pendidikan islam di samping sebagai kewajiban, mutlak dibutuhkan oleh setiap anak muslim untuk kepentingan eksistensinya. Terutama di saat memasuki era globalisasi yang penuh tantangan. pendidikan Islam yang menekankan aspek kecerdasan spiritual memiliki format pemeliharaan, pemanfaatan, dan pengembangan fitrah kemanusian dalam mengantisipasi krisis spiritual di era globalisasi.[11]
E. Fungsi Pendidikan Islam
Fungsi pendidikan islam merupakan realisasi dari pengertian tarbiyah al-insya yang artinya menumbuhkan atau mengaktualisasikan potensi. Pendidikan berusaha untuk menampakkan atau mengaktualisasikan potensi-potensi laten yang dimiliki oleh setiap peserta didik. Adapun fungsi dari pendidikan islam adalah :[12]
1. Pendidikan sebagai Pengembangan Potensi
Potensi laten yang dimiliki manusia banyak ragamnya. Abdul Mujib menyebutkan tujuh macam potensi bawaan manusia yaitu :
a. Al- Fitrah (Citra Asli)
Fitrah berarti perasaan yang tulus (al-ikhlas). Manusia lahir dengan membawa sifat baik. Di antara sifat itu adalah ketulusan dan kemurnian dalam melakukan aktifitas.
b. Struktur manusia
Srtuktur manusia terdiri atas jasmani, ruhani dan nafsani. Yang mana struktur nafsani yaitu kalbu, akal dan hawa nafsu.
c. Al-Hayah (Vitality)
Hayah adalah daya, tenaga, energy hidup manusia yang karenanya manusia dapat bertahan hidup. Al-Hayah terbagi menjadi dua, jasmani yang intinya berupa nyawa dan rohani yang intinya berupa amanat dari Tuhan.
d. Al-Khuluq (karakter)
Khuluq bisa disamakan dengan karakter yang masing-masing individu memiliki keunikan sendiri. Khuluq bisa dijadikan ciri untuk mengidentifikasi seseorang.
e. Ath-Thab’u (Tabiat).
Merupakan citra batin yang menetap dan diciptakan oleh Allah SWT.
f. As-Sajiyah (Bakat)
g. As-Sifat (Sifat-sifat)
2. Pendidikan sebagai Pewaris Budaya
Dalam pendidikan islam, sumber nilai budaya dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu :
a. Nilai Ilahiyyah, nilai yang dititihkan Allah melalui para Rasul-Nya yang diabadikan pada wahyu. Inti nilai ini adalah iman dan takwa.
b. Nilai Insaniyyah, nilai yang tumbuh atas kesepakatan manusia serta hidup dan berkembang dari peradaban manusia. Nilai ini bersifat dinamis, yang berkelakuan relative dan dibatasi oleh ruang dan waktu.
3. Interaksi antara Potensi dan Budaya
Interaksi antara potensi dan budaya harus mendapatkan tempat dalam proses pendidikan, dan jangan sampai salah satunya ada yang diabaikan. Tanpa interaksi tersebut, harmonisasi kehidupan akan terhambat.
BAB III : Kesimpulan
Pendidikan Islam merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh seorang pendidik terhadap anak didiknya dengan tujuan membimbing ke arah yang lebih sempurna yakni dengan menggunakan alat belajar dan berlangsung pada tempat tertentu sesuai dengan ajaran Islam.
Adapun sasaran dari Pendidikan Agama Islam
1. Menyadarkan manusia sebagai makhluk individu
2. Menyadarkan manusia sebagai makhluk sosial.
3. Menyadarkan manusia sbegai hamba Allah SWT.
Yang menjadi ruang lingkup Pendidikan Islam meliputi: Para pendidik, Para murid atau peserta didik, Materi pendidikan, Perbuatan mendidik, Metode pendidikan Evaluasi pendidikan, Tujuan pendidikan, Alat-alat pendidikan dan Lingkungan pendidikan
Pendidikan islam di samping sebagai kewajiban, mutlak dibutuhkan oleh setiap anak muslim untuk kepentingan eksistensinya. Terutama di saat memasuki era globalisasi yang penuh tantangan. pendidikan Islam yang menekankan aspek kecerdasan spiritual memiliki format pemeliharaan, pemanfaatan, dan pengembangan fitrah kemanusian dalam mengantisipasi krisis spiritual di era globalisasi.
Fungsi Pendidikan Islam yaitu:
1. Pendidikan sebagai Pengembangan Potensi
2. Pendidikan sebagai Pewaris Budaya
3. Interaksi antara Potensi dan Budaya
Daftar Pustaka
Ahmad Saebani Beni, Hendra Akhdiyat, Ilmu Pendidikan Islam 1, Bandung: CV Pustaka Setia, 2009
Arifin H.M., Ilmu Pendidikan Islam tinjauan Teoritis dan Praktis berdasarkan pendekatan indisipliner, jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008
Arifin Muzayyin, Filsafat Pensisikan Islam, Cet. I,Jakarta : PT Bumi Aksara, 2003
Daradzat Zakiah, Ilmu Pendidikan islam, Edisi. I, Cet. VII,Jakarta : Bumi Aksara, 2008
Umar Bukhari, Ilmu Pendidikan Islam, Cet. I, Jakarta : Sinar Grafika Offset, 2010
http://kiflipaputungan.wordpress.com/2010/04/28/pengertian-dan-ruang-lingkup-pendidikan-islam/
http://www.smp6sengkang.com/2011/11/urgensi-pendidikan-islam-dalam-upaya.html
[1] Zakiah Daradzat, Ilmu Pendidikan islam, Edisi. I, Cet. VII, (Jakarta : Bumi Aksara, 2008), hal.25
[2] Muzayyin Arifin, Filsafat Pensisikan Islam, Cet. I, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2003), hal 12
[3] Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan Islam, Cet. I, ( Jakarta : Sinar Grafika Offset, 2010), hal. 26
[4] Ibid Bukhari… , hal. 27
[5] H.M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam tinjauan Teoritis dan Praktis berdasarkan pendekatan indisipliner, (jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008) hal.23-25
[6] Beni Ahmad Saebani, Hendra Akhdiyat, Ilmu Pendidikan Islam 1, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2009) hal. 47
[7] Ibid, Beni Ahmad...... hal. 47
[8] Ibid, Beni Ahmad...... hal. 58
[9] H.M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam tinjauan Teoritis dan Praktis berdasarkan pendekatan indisipliner, (jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008) hal. 162
[10]http://kiflipaputungan.wordpress.com/2010/04/28/pengertian-dan-ruang-lingkup-pendidikan-islam/ diakses pada 20 maret 2012 jam 20.05
[11] http://www.smp6sengkang.com/2011/11/urgensi-pendidikan-islam-dalam-upaya.html diakses pada 20 maret 2012 jam 20.35
[12] Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan Islam, Cet. I, (Jakarta : Sinar grafika Offset, 2010), hal. 69
0 comments
Post a Comment