Tuesday, March 19, 2013

Masyarakat dan Kebudayaan Sekolah

D. Pengertian Kebudayaan Sekolah
Walaupun kebudayaan sekolah merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat luas. Namun mempunyai cirri-ciri yang khas. Sekolah bertugas untuk menyampaikan kebudayaan kepada generasi baru dan harus selalu memperhatikan masyarakat dan kebudayaan umum. Akan tetapi disekolah itu sendiri timbul pola-pola kelakuan tertentu. Ini mungkin sekolah mempunyai kedudukan yang agak terpisah dari arus umum kebudayaan.
Sebagaimana halnya dengan keluarga dan institusi social lainya sekolah merupakan salah satu institusi sosial yang mempengaruhi proses sosialisasi dan berfungsi mewariskan kebudayaan masyarakat kepada anak . Sekolah merupakan suatu system sosial yang mempunyai organisasi yang unik dan pola relasi diantara para anggotanya yang bersifat unik, hal ini dikarenakan tiap-tiap sekolah memiliki aturan tata tertib , kebiasaan, upacara-upacara, mars/hymne sekolah,pakaian seragam dan lambang-lambang yang lain yang memberikan corak khas kepada sekolah yang bersangkutan.
Timbulnya sub-Kebudayaan sekolah juga terjadi oleh sebab sebagian yang cukup besar dari waktu murid terpisah dari kehidupan orang dewasa. Dalam situasi serupa ini dapat berkembang pola kelakuan yang khas bagi anak muda yang tampak dari pakaian, bahasa, kebiasaan kegiatan-kegiatan serta upacara-upacara.sebab lain timbulnya kebudayaan sekolah ialah tugas sekolah yang khas yakni mendidik anak dengan menyampaikan sejumlah pengetahuan, sikap, terampilan yang sesuai dengan kurikulum dengan metode dan teknik control tertentu yang berlaku disekolah itu.[9]
Sistem pendidikan mengembangkan pola kelakuan tertentu sesuai dengan apa yang diharapkan oleh masyarakat dan murid-murid. Kehidupan di sekolah serta norma-norma yang berlaku di situ dapat disebut dengan Kebudayaan Sekolah.


Budaya sekolah merupakan kebiasaan-kebiasaan, nilai-nilai, norma, ritual, mitos yang dibentuk dalam perjalanan panjang sekolah yang dipegang bersama oleh kepala sekolah, guru, staf administrasi, dan siswa sebagai dasar mereka dalam memahami dan memecahkan berbagai persoalan yang muncul di sekolah[10]

E.     Unsur-Unsur  Budaya Sekolah
Bentuk budaya muncul sebagai suatu fenomena yang unik dan menarik, karena pandangan sikap, perilaku yang hidup dan berkembang dalam sekolah pada dasarnya mencerminkan kepercayaan dan keyakinan yang mendalam dan khas dari warga sekolah.  Kebudayaan sekolah itu memiliki beberapa unsur-unsur penting yaitu:[11]
·         Letak lingkungan dan prasarana fisik sekolah (gedung sekolah dan perlengkapan lainnya).
·         Kurikulum sekolah yang memuat gagasan-gagasan maupun fakta-fakta yang menjadi keseluruhan program pendidikan.
·         Pribadi-pribadi yang merupakan warga sekolah yang terdiri atas guru-guru, siswa, tenaga administrasi, tata usaha, dan non teaching specialist.
·         Nilai-nilai norma , sistem peraturan, dan iklim kehidupan sekolah

Hedley Beare mendeskripsikan unsur-unsur budaya sekolah dalam dua kategori:[12]
1.      Unsur  yang tidak kasat mata
Unsur yang tidak kasat mata adalah filsafat atau pandangan dasar sekolah mengenai kenyataan yang luas, makna hidup atau yang di anggap penting dan harus diperjuangkan oleh sekolah. Dan itu harus dinyatakan secara konseptual dalam rumusan visi, misi, tujuan dan sasaran yang lebih kongkrit yang akan di capai oleh sekolah.
2.      Unsur yang kasat  mata dapat termenifestasi secara konseptual  meliputi :
·         visi,misi, tujuan dan sasaran,
·          kurikulum,
·          bahasa komunikasi,
·         narasi sekolah, dan narasi tokoh-tokoh,
·         struktur organisasi
·          ritual, dan  upacara,
·         prosedur belajar mengajar,
·         peraturan sistem ganjaran/ hukuman,
·         layanan psikologi sosial,
·         pola interaksi sekolah dengan orang tua, masyarakat dan yang meteriil dapat berupa : fasilitas dan peralatan, artifiak dan tanda kenangan serta pakaian seragam.

Unsur-unsur budaya sekolah jika ditinjau dari usaha peningkatan kualitas pendidikan sebagai berikut :[13]
1.      Kultur sekolah yang positif
Kultur sekolah yang positif adalah kegiatan-kegiatan yang mendukung    peningkatan kualitas pendidikan, misalnya kerjasama dalam mencapai prestasi, penghargaan terhadap prestasi, dan komitmen terhadap belajar.
2.      Kultur sekolah yang negative
Kultur sekolah yang negatif adalah kultur yang kontra terhadap peningkatan mutu pendidikan. Artinya resisten terhadap perubahan, misalnya dapat berupa: siswa takut salah, siswa takut bertanya, dan siswa jarang melakukan kerja sama dalam memecahkan masalah.


3.       Kultur sekolah yang netral
Yaitu kultur yang tidak berfokus pada satu sisi namun dapat memberikan konstribusi positif tehadap perkembangan peningkatan mutu pendidikan. Hal ini bisa berupa arisan keluarga sekolah, seragam guru, seragam siswa dan lain-lain.

F.     Hubungan Kebudayaan Sekolah dengan Masyarakat
Dalam terminologi kebudayaan, pendidikan yang berwujud dalam bentuk lembaga atau instansi sekolah dapat dianggap sebagai pranata sosial yang di dalamnya berlangsung kegiatan tertentu yaitu interaksi antara pendidik dan peserta didik sehingga mewujudkan suatu sistem nilai atau keyakinan, norma juga kebiasaan yang di pegang bersama.
Pendidikan sendiri adalah suatu proses budaya. Namun nilai-nilai yang mana yang seharusnya dikembangkan atau dibudayakan dalam proses pendidikan yang berkualitas. Dengan demikian sekolah menjadi tempat dalam mensosialisasikan nilai-nilai budaya yang tidak hanya terbatas pada nilai-nilai keilmuan saja, melainkan semua nilai-nilai kehidupan yang memungkinkan mampu mewujudkan manusia yang berbudaya. Dalam hal ini
karakteristik peran kultur sekolah berdasarkan sifatnya dapat dibedakan menjadi tiga yakni :[14]
a.         Bernilai Strategis
Adalah kultur yang dapat berimbas dalam kehidupan sekolah secara dinamis. Misalnya memberi peluang pada warga sekolah untuk bekerja secara efisien, disiplin dan tertib. Kultur sekolah merupakan milik kolektif bukan milik perorangan, sehingga budaya sekolah dapat dikembangkan dan dilakukan oleh semua warga sekolah.



b.        Memiliki Daya Ungkit
Kultur yang memliki daya gerak akan mendorong semua warga sekolah untuk berprestasi, sehingga kerja guru dan semangat belajar siswa akan tumbuh bilamana dipacu dan di dorong, dengan dukungan budaya yang memiliki daya ungkit yang tinggi. Misalnya kinerja sekolah dapat meningkat jika disertai dengan imbalan yang pantas, penghargaan yang cukup, dan proporsi tugas yang seimbang. Begitu juga dengan siswa akan meningkat semangat belajranya, bila mereka diberi penghargaan yang memadai, pelayanan yang prima, serta didukung dengan sarana yang memadai.
c.         Berpeluang Sukses
Budaya yang berpeluang sukses adalah budaya yang memiliki daya gerak yang tinggi. Hal ini sangat penting untuk menumbuhkan rasa keberhasilan dan rasa mampu  untuk melaksanakan tugas dengan baik. Misalnya budaya gemar membaca. Budaya membaca di kalangan siswa akan dapat mendorong mereka untuk banyak tahui tentang berbagai macam persoalan yang mereka pelajari di lingkungan sekolah. Demikian juga bagi guru mereka semakin banyak pengetahuan yang diperolah, tingkat pemahaman semakin luas, semua ini dapat berlangsung jika disertai dengan kesadaran, bahwa mutu/ kualitas yang akan menentukan keberhasilan seseorang.

Dengan berpijak pada karakteristik diatas, maka di dapatkan peran kultur sekolah adalah untuk memperbaiki kinerja sekolah, membangun komitmen warga sekolah, serta membuat suasana kekeluargaan, kolaborasi, ketahanan belajar, semangat terus maju, dorongan bekerja keras dan tidak mudah mengeluh dan suasana batin yang menyenangkan di antara warga sekolah.





Kesimpulan
Stratifikasi sosial merujuk pada pengelompokan orang kedalam tingkatan atau strata dalam heirarki secara vertical. Adapun pengertian kelas sosial sebenarnya berada dalam ruang lingkup kajian yang lebih sempit, artinya kelas sosial lebih merujuk pada satu lapisan atau strata tertentu dalam sebuah stratifikasi sosial. Menurut Barger Kelas sosial adalah stratifikasi sosial menurut ekonomi. Namun lebih penting dalam stratifikasi social, mereka memiliki sikap, nilai-nilai dan gaya hidup yang sama. Semakin rendah kedudukan seseorang di dalam pelapisan sosial, biasanya semakin sedikit pula perkumpulan dan kedudukan sosialnya.
Cara menentukan stratifikasi sosial ada 3 metode, yakni: 1.Metode obyektif, 2. Metode Subyektif, 3. Metode Reputasi
Adapun Hubungan pendidikan dengan stratifikasi sosial antara lain: 1. Tingkat pendidikan dan tingkat golongan social, 2. Golongan sosial dan jenis pendidikan, 3. Mobilitas Sosial Melalui Pendidikan
Budaya sekolah merupakan kebiasaan-kebiasaan, nilai-nilai, norma, ritual, mitos yang dibentuk dalam perjalanan panjang sekolah yang dipegang bersama oleh kepala sekolah, guru, staf administrasi, dan siswa sebagai dasar mereka dalam memahami dan memecahkan berbagai persoalan yang muncul di sekolah
Dalam kebudayaan sekolah ada beberapa unsur yang secara garis besar yaitu: Letak lingkungan dan prasarana fisik sekolah, Kurikulum sekolah, Pribadi-pribadi Nilai-nilai norma , sistem peraturan, dan iklim kehidupan sekolah. Sedangkan menurut Hedley Beare 1. Unsur  yang tidak kasat mata, 2. Unsur yang kasat  mata  
Pendidikan adalah suatu proses budaya. Sekolah menjadi tempat dalam mensosialisasikan nilai-nilai budaya yang tidak hanya terbatas pada nilai-nilai keilmuan saja, melainkan semua nilai-nilai kehidupan yang memungkinkan mampu mewujudkan manusia yang berbudaya. Dalam hal ini karakteristik peran kultur sekolah berdasarkan sifatnya dapat dibedakan menjadi tiga yakni: 1. Bernilai Strategis, 2. Memiliki Daya Ungkit. 3. Berpeluang Sukses


[9] S. Nasution, Sosiologi Pendidikan ,... Ibid hal: 65
[10] Zamroni, Paradigma Pendidikan Masa Depan (Yogyakarta: Bigraf Publishing, 2003), hal. 149
[11] S. Nasution, Sosiologi Pendidikan ,... Ibid hal: 65
[13] Djemari Mardapi, Pola Induk Sistem Pengujian Hasil KBM Berbasis Kemampuan Dasar SMU: Pedoman Umum (Jakarta: Dirjen Dikdasmen, Direktorat Dikmenum, 2003), hal 28.

0 comments

Post a Comment